ITUKUPOKER - Jenderal Kim Yong-chol, pemimpin delegasi Korea Utara dalam acara upacara penutupan Olimpiade Musim Dingin sudah menyeberang wilayah perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan.
Namun kedatangan Jenderal Kim disambut protes oleh masyarakat Korea Selatan. Apalagi Jenderal Kim disebut-sebut sebagai dalang penyerangan torpedo sebuah kapal perang Korea Selatan yang menghilangkan 46 pelaut.
* Pihak Yang Memprotes Adalah Keluarga Korban Serangan Kapal Perang dan Juga Politisi Oposisi
Agen Judi Online Terpercaya - Jenderal Kim menjadi pemimpin delegasi Korea Utara dan datang bersama 8 delegasi lainnya. Tapi kedatangannya disambut protes oleh keluarga korban serangan kapal perang. Mereka membawa gambar wajah Jenderal Kim Yong-chol, dan memberikan tanda silang besar berwarna merah.
Aksi unjuk rasa yang dilakukan di Seoul ini terjadi tepat hari Sabtu (24/02/2018). Selain warga, beberapa politisi kenamaan juga menentang keputusan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in yang mengizinkan Jenderal Kim datang ke Korea Selatan. Apalagi Jenderal Kim sudah masuk daftar hitam oleh Washington dan Seoul.
* Meski Diprotes Banyak Pihak, Menteri Unifikasi Korea Selatan Menyatakan Tidak Ada Yang Salah Dari Kunjungan Jenderal Kim
Bandar Poker Online Terpercaya - 6 Anggota perlemen oposisi berkemah semalam di jalan dekat tempat Kim melintasi area perbatasn menuju Korea Selatan dan menegaskan Moon harus membatalkan kunjungan Jenderal Kim. Beberapa demonstran juga berpotensi menghalangi jalan Kim.
Meskipun ditentang oleh banyak pihak, Menteri Unifikasi Korea Selatan, Cho Moyoun-gyon mengklarifikasi jika tidak ada batasan dalam perjalanan Jenderal Kim ke Olimpiade Musim Dingin.
* Jenderal Kim Yong-chol Disebut Sebagai Dalam Berbagai Penyerangan Yang Terjadi Pada Korea Selatan Termasuk Penyerangan Kapal Perang
Agen Poker Online Terpercaya - Sekilas tentang Jenderal Kim, ia adalah mantan kepala intelijen militer Korea Utara. Selama bekerja, Jenderal Kim dituduh mendalangi serangan terhadap kapal perang Cheonan dan Pulau Yeonpyeong milik Korea Selatan pada tahun 2010.
Dia juga terkait dengan serangan cyber di Sony Pictures pada tahun 2014 dalam upaya menghalangi peluncuran The Interview, sebuah film komedi yang didasarkan pada rezim Korea Utara, Jenderal Kim terkenal sebagai juru runding militer Pyongyang selama perundingan antar Korea tahun 2006 dan 2008.
Dia kemudian menjabat sebagai direktur General Reconnaissance Bureau yang bertugas melakukan perang cyber, dan mengumpulkan intelijen asing dari tahun 2009 hingga 2016. Pada tahun 2016 dia memimpin United Front Departemen, sebuah badan intelijen sipil yang mengoperasikan atau menggerakkan kelompok pro Korea Utara di Korea Selatan dan menangani urusan antar Korea.
